Alhamdulillah wa syukurilah.

Pasangan hidup memang ketentuan absolut Allah. Tiada orang yang dapat memprediksi siapa yang nantinya akan menjadi mitra rumah tangga, kekasih hati jua separuh jiwanya.

Ini tentang seorang gadis si anak ketiga, yang periang, keras kepala dan care taker bercampur menjadi satu. Ia gadis yang paling ramai dengan sendirinya, maksudnya tak perlulah beramai orang turut berkumpul, ia sendiri cukup sebagai penyemarak suasana.

Anak yang paling bawel jika Ibunda pulang telat dari pasar. Bukan apa-apa, hanya karena si bungsu sangat cengeng, menunggu Ibunda dengan tangisan, dan ia paling tidak suka, jadi ia malah menunggu Ibunda dengan gusar dan siap-siap nyap-nyap saat batang hidung Ibunda sudah terlihat. Beraninya dia! Ah dia masih kecil, masih SD saat itu, dan dia anak yang tidak biasa menahan omongan. Tidak suka bilang, suka pun langsung appreciate. To the point. Satu-satunya anak yang berani menyuarakan pendapatnya, kami tiga lainnya, tak.

Karena Ibunda seorang wanita pekerja, jadi anak-anaknya beroleh asuhan dari sekeliling, masih saudara semua memang, maklum kami orang kampung. Nah, dia satu-satunya yang nempel dengan satu keluarga sepupu kami, bahkan panggil Mama ke ibu mereka. Kebetulan semua anaknya sudah remaja, amboooii dimanjakannya ia di keluarga itu. Bahkan saat umur 3 tahun, ia diajak ke Jakarta, ikut trip keluarga mereka. Ia tiada cengeng, sehingga Ibunda ‘tega’ saja melepas, dan memang tidak ada yang membuat kami resah, ia berangkat dan pulang dengan keriangan yang sama. Bahkan kamilah yang sepi, tidak ada dia tak ramai.

Saat kecil, lagak lakunya tomboy, lebih-lebih daripada saya. Rambut pendek, hidung mancung, tak pernah pakai rok, suara lantang, tapi banyak sekali kawan. Ia memang pandai bergaul, semua tahap hidup dan pendidikannya pasti saja beroleh kawan-kawan yang banyak.

Saat remaja, meski bersekolah di Tsanawiyah, tetap saja lagak tomboy belum jua pudar. Bahkan sampai kuliah, potongan rambut fringe ala ala Korea tetap bertahan ๐Ÿ˜. Tapi itu kalau di rumah, keluar rumah ya kerudung otomatis dikenakan.

Meskipun begitu, dia paling peduli. Wujud luar memang keras dan terkesan cuek, tapi dia paling sabar dan dekat dengan keluarga. Dia yang tidak segan mengimbau kami saudaranya untuk menjaga komunikasi dengan keluarga. Dia anak yang paling besar baktinya saat Ayahanda terkena stroke di tahun 2004 akhir. Saya dan kakak sudah berkuliah waktu itu. Sementara kedua adik saya masih Tsanawiyah di kampung. Saat SMA si bungsu mulai bersekolah asrama, dan dialah satu-satunya yang tetap di rumah, menjadi kawan Ayahanda. Berulang kali Ayahanda dirawat, membuat dia menjadi biasa, menjadi anak yang sigap dan telaten menjaga mereka Ibunda, Ayahanda juga Nenek.

Saat kuliah pun demikian, ia menjadi satu-satunya anak yang ditangisi keberangkatannya oleh Ayahanda, betapa tidak dia sudah menjadi kesayangan Ayahanda dari masih kecil lalu kemudian menjadi anak yang paling banyak waktu bersama, paling paham kemauannya, sehingga belum saja pergi, rindu sudah menggelayuti hati.

Dia menjadi anak yang paling banyak kisah dengan Ayahanda, sayang Ayahanda cepat sekali berpulang, kami masih butuh pegangan, tapi Allah memang lebih sayang.

Menjadi gadis, kisah kasih tentu ada, bahkan saat kuliah ada satu yang bertahan lama namun kandas juga. Tapi masa-masa selepas kuliah, masa mencari kerja, terombang ambing dalam samudra kehidupan membuat dia belajar banyak tentang hidup. Banyak sekali. Cukup lama waktu menunggu untuk mendapatkan pekerjaan sementara si bungsu sudah jelas garis karirnya. Masa-masa inilah masa menyaring siapa kawan, siapa yang benar-benar peduli. Belum lagi tak kunjung punya pasangan sementara gaung keseriusan hubungan si bungsu sudah mulai terdengar, banyak tutur tanya sarat sindiran terlontar. Belum lagi perubahan diri yang sangat besar dalam waktu singkat, ikuti kajian, gamis syar’i, tapi tidak semua orang mudah menerima sebuah perubahan yang strict meski jika diadu pendapat pun itu adalah hal yang baik.

Tapi kemudian Allah menunjukkan jalannya. Siapa yang tau, seperti kalimat pembuka di atas. Bukankah semua sudah tertulis di Lauh Mahfudz. Ada beberapa pendapat takabur yang kemudian dipatahkan. Mendapatkan pekerjaan, alhamdulillah. Dan jodoh. Dengan cara yang Allah kehendaki.

Dan ini tulisan untukmu Ayunda. Maaf sedikit terlambat untuk membuat tulisan ini.

ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽูƒูŽุŒ ูˆูŽุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽุŒ ูˆูŽุฌูŽู…ูŽุนูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽูƒูู…ูŽุง ูููŠ ุฎูŽูŠู’ุฑู

Barokallahu laka, wa baroka โ€˜alayka wa jamaโ€™a baynakuma fii khoyr.

Alhamdulillah, barakallah barakallah. Semua doa yang terbaik mengiringi untuk pernikahan kalian berdua.

19 tanggapan untuk “Babak baru..

  1. Baraqallahulaka, wabaraka alaika, wajama’a bainakuma fii khoirr.
    Selamat bahagia dan tercapai jua sakinah, mawaddah, warahmah yang diinginkan buat Si Bungsu Uni.

    Piriang lah tatatiang, lambuik laii ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…

    1. Aamiin aamiin ya rabbal ‘alamin. Si kk ketiga nih yg duluan, ga jadi keduluan si bungsu..
      Hahai ๐Ÿ˜„

  2. wah selamat ya kak udah resmi menikah, semoga samawa dan langgeng jadi keluarga cemara ๐Ÿ™‚

    ijin follow blog sobat untuk mengikuti update post terbaru di blog sobat, semoga sobat tidak keberatan untuk bersahabat dengan saya ๐Ÿ™‚

  3. Selamat menikah buat adiknya mbaaaak. Semoga sakinah mawaddah warohmah. Kalo diingat ttg kenangan dan kedekatan malah saya jd inget sama simbah suami yg lebih mengasihi suami drpd sama ibunya. Tp memang melekat gt yaa

    1. Aamiin. Makasih mbak Ghina ๐Ÿ˜Š
      Waah aku juga jadi inget nenek yang deket sama Papa yang notabene adalah menantunya.

Tinggalkan komentar