Saya belum sempat menulis ini ya. Pada 8 Februari lalu, saya melahirkan lagi, anak keempat kami. Waah sudah empat, saya saja takjub dengan ‘pencapaian’ ini hehe. Lengkap ada 3 anak laki-laki dan 1 perempuan. Insyaallah cukup, tidak tambah lagi.

Empat anak memang dianggap banyak, di circle saya dua atau tiga anak dianggap cukup. Saya dan suami, sama-sama empat bersaudara. Jadi terbiasa rame, dan suami bahkan ingin punya lima anak, saya tiga cukup.

Kami yang saat tau kehamilan keempat ini, kondisi keuangan sedang tidak baik-baik saja, cukup kaget, tidak sampai panik sih, jadi sempat termangu sebelum saling menguatkan. Jadi yang ini memang kehamilan yang belum terencana tapi ada, hehehe. Karena anak adalah amanah dan berarti ada tanggung jawab besar yang lahir bersamanya. Toh itu merupakan doa kami dari awal, ingin banyak anak, tapi belakangan kami sempat ragu karena kondisi kantong yang makin menipis.

Setiap kelahiran anak saya, Allah selalu membuat hidup kami berubah. Yang paling terasa adalah lompatan penghasilan dan karir suami. Anak pertama, suami promosi jabatan, anak kedua juga pindah posisi jabatan. Anak ketiga beliau baru saja pensiun dini dan ada pesangon juga pencairan Jamsostek, cukup untuk wirausaha. Saat anak keempat ini kami sedang di titik bawah. Roda kehidupan berputar. Kata bapak mertua saya “badai pasti berlalu, yang sabar ya nak”. Insyaallah pak, anak-anak yang membuat kami kuat.

Allah bahkan menurunkan ayat tentang ini, QS Al Isra’ ayat 31, dan juga di QS Al An’am ayat 151. Yang isinya tentang Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena miskin, karena Allah menjamin rezeki anak-anak. Jadi percaya saja, akan ada pintu-pintu rezeki buat sekeluarga.

Tinggalkan komentar